Mengapa Bisnis Gagal? Bila pada tulisan lain saya menulis faktor-faktor penyebab bisnis gagal,
maka pada kesempatan ini, saya menulis faktor lain. Kisah berikut
merupakan contoh konkrit yang bisa jadi pelajaran bagi Anda- yang
baru mulai merintis, sudah menjalankan usaha dan menunjukkan hasil dan yang sudah memetik hasil yang banyak.
Objek
observasi kami kali ini adalah usaha kecil yang tidak kami
sebutkan di sini, yang hanya membutuhkan modal Rp50 juta untuk start-up.
Dengan modal itu, peralatan-peralatan dasar untuk bisnis bisa dibeli
dan usaha bisa dijalankan di tempat yang sederhana. Usaha itu
tidak perlu membutuhkan ruang yang relatif besar seperti yang dimiliki
pengusaha kecil tersebut. Namun, oleh karena sikap hati dan ambisi yang
tidak realistis, usaha kecil itu telah memakan dana ratusan juta rupiah
bahkan sampai Rp800 juta.
Mengapa Bisnis Gagal?
Pengusaha kecil itu melakukan
langkah yang cukup berani untuk ukuran pengusaha kecil. Pengusaha kecil
itu mendapat kucuran dana kira-kira Rp200 juta dari orang lain. Dana itu
kemudian digunakan pengusaha itu untuk menyewa ruko, membeli peralatan-peralatan lebih dari sepatutnya, perabot dan
beragam hal-hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Tempat usaha disulap
dan memberi kesan wah.
Pada dua bulan pertama, usaha kecil itu
belum menunjukkan omset yang bagus. Dana digunakan pengusaha kecil itu
untuk membeli produk-produk dagangan. Oleh karena persaingan di pasar,
produk-produk itu tidak laku dijual dan akhirnya,
banyak dipakai sendiri dan disumbangkan kepada orang lain.
Pengusaha kecil itu kemudian menambah bisnis yang masih berdekatan
dengan produk dagangan pertama. Pengusaha mendapat kucuran dana dari bank lewat kredit. Dengan bantuan dana dari bank, usaha dikembangkan di tempat lain tanpa perencanaan yang matang. Ruko disewa dan itu menyedot dana ratusan juta rupian. Pengusaha kecil itu menjalankan usaha yang sama di dua tempat yang berbeda dibantu
tiga asisten yang dibayar bulanan.
Mengapa Bisnis Gagal?
Hasilnya, di tahun pertama,
kedua, ketiga dan tahun ke empat, usaha itu menunjukkan hasil yang
lumayan. Omset, menurut pengakuan pengusaha kecil itu, pernah mencapai
Rp500 juta dalam setahun. Omset masih ok sampai tahun ke empat sekalipun
satu cabang usaha ditutup setelah beroperasi satu tahun. Profit usaha masih
ada dan kredit dari bank masih bisa dibayar. Tahun kelima omset mulai
menurun, tetapi tidak lagi sebagus di tahun-tahun sebelumnya. Pengusaha
kecil itupun mulai kesulitan untuk membayar kredit dari bank. Untung masih ada kucuran dana dari pihak lain.
Tahun
ke-enam omset pengusaha kecil itu makin parah. Jumlah pelanggan makin
lama makin berkurang. Pelanggan tidak lagi sebanyak
beberapa tahun sebelumnya. Dengan semakin sedikit jumlah pelanggan,
semakin sedikit pula omset sementara biaya operasional usaha seperti
listrik, iuran pemeliharaan lingkungan (IPL), sewa ruko, dan
gaji karyawan tetap. Pengusaha bahkan
sampai tidak bisa membayar biaya operasional usaha termasuk gaji
karyawan, listrik, ipl, dll. Untung ada kucuran dana dari pihak lain untuk menopang operasi usaha yang sudah megap-megap.
Apa faktor penyebab kemunduran dari usaha kecil tersebut? Tentu banyak hal yang bisa disebutkan. Namun demikian, penulis mau menyebutkan satu hal di sini: sikap hati.
Kami mengobservasi dan menginterview pengusaha kecil tadi. Kami membicarakan banyak hal dan juga berbicara dengan orang-orang yang mengenal pengusaha tersebut. Dari observasi kami, pengusaha tersebut memiliki sikap sombong. Muncul kesan angkuh dari pengusaha kecil tersebut. Sikap pengusaha kecil itu ketika berbicara, nada suara, bahasa tubuh, dan beberapa gambar pengusaha yang digantung di dinding menunjukkan sikap sombong.
Pengusaha kecil itu kami akui mempunyai keahlian dalam usahanya. Namun karena kesombongan pengusaha kecil itu, usahanya jadi diambang kebangkrutan. Ini merupakan hukum alam. Siapapun yang menunjukkan sikap sombong dalam hidupnya pasti akan jatuh. Ada yang akal sehatnya sampai tersingkir sampai hidup seperti binatang; ada yang mendapat peringatan yang sangat menyeramkan seperti Beltsazar.
Bila Anda berbisnis dan usaha Anda mulai menunjukan hasil atau usaha Anda sudah mapan dalam kesuksesan, hati-hatilah agar kesombongan tidak muncul dalam diri Anda. Bila sikap ini muncul, hanya tinggal menunggu waktu usaha Anda akan gulung tikar.(JM)
SEMINAR: WORLDVIEW
Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com