Akar Kebahagiaan Menurut
Warren Buffett



Akar Kebahagiaan Menurut Warren Buffett

Pagi ini saya membuka halaman Google di handphone. Saya membaca sebuah artikel mengenai pandangan Warren Buffett tentang akar kebahagiaan.

Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan, "Uang bukanlah akar kebahagiaan. Akar kebahagiaan adalah menimati pekerjaan yang saya sukai dan mencintai orang-orang yang ada disekeliling saya."

Buffett mempunyai 25 karyawan di perusahaan Berkshire Hathaway dan kekayaannya kira-kira Rp1700 Triliun, yang membuatnya menjadi orang terkaya no. 5 di dunia.

Benar apa yang dikatakan oleh Warren Buffett. Uang bukanlah akar kebahagiaan. Uang bukanlah sesuatu yang membuat manusia tenang. Sekalipun uang banyak membantu dalam kehidupan sehari-hari, tetapi bukan keberadaan uang yang banyak itu yang membuat seseorang bahagia.

Akar Kebahagiaan Menurut Warren Buffett

Warren Buffett tidak banyak berteori tentang kebahagiaan. Barangkali ia bukan ahlinya untuk topik ini. Eskepertisnya adalah dalam bidang investasi. Ia hebat dalam menilai bisnis apa yang layak dibeli dan dianggap akan memberi prospek baik dalam jangka panjang.

Pandangan Warren Buffett tentang akar kebahagiaan bisa menjadi input bagi yang mengejar kebahagiaan. Banyak yang berpikir kalau memiliki uang banyak bisa bahagia.

Mampu membeli ini dan itu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terjangkau kebanyakan orang dianggap memberi kebahagiaan. Menikah dengan orang yang mempunyai banyak uang dianggap bisa memberi kebahagiaan.

Kenapa Uang Bukan Akar Kebahagiaan?

Kenapa uang bukan akar kebahagiaan? Ini berkaitan dengan apa yang dapat diberi oleh uang. Tentu, uang tidak dapat dianggap remeh.

Dalam banyak hal uang bisa membantu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari- mulai dari membeli sandang pangan, membayar listrik, asuransi kesehatan, uang sekolah anak-anak, makan di restoran, belanja di mall, membeli barang-barang mahal, liburan ke luar kota atau luar negeri termasuk membuka usaha. Semua hal yang terkait dengan kebutuhan hidup memerlukan uang.

Namun, kebahagiaan tidak ditentukan oleh keberadaan uang. Uang hanya bisa memenuhi kebutuhan tubuh yang bersifat materi. Namun, uang tidak dapat memenuhi kebutuhan jiwa.

Akar Kebahagiaan Menurut Warren Buffett jiwa.

Kebahagiaan berada dalam jiwa, bukan tubuh. Eksistensi diri terdiri dari jiwa dan tubuh. Yang bersifat non-materi adalah jiwa; yang bersifat materi adalah tubuh. Namun, jiwa dan tubuh menyatu. Tidak ada pemisahan. Hanya saat mati, tubuh akan jelas berbeda bila jiwa sudah terpisah dari tubuh.

Jiwalah yang menuntun tubuh; bukan tubuh yang menuntun jiwa. Sekalipun kondisi tubuh dapat mempengaruhi kondisi jiwa sampai taraf tertentu, tetapi kondisi jiwalah yang menentukan kebahagiaan.

Karena uang tidak dapat memenuhi kebutuhan jiwa, dengan sendirinya uang tidak dapat membuat seseorang bahagia. Seberapa banyak pun uang di tangan, jiwa tidak bahagia.

Bisa muncul pertanyaan. Untuk apa mengejar uang? Untuk apa menumpuk harta banyak kalau akhirnya jiwa tidak bahagia? Pandangan Warren Buffett tentang pekerjaan bisa jadi pertimbangan.

due-dilligence

Akar Kebahagiaan Menurut Warren Buffett

Akar kebahagiaan, menurut Buffett, adalah saat menikmati pekerjaan yang disukai dan mencintai orang-orang yang ada disekitar kita. Dalam banyak sesi pertemuan, Warren Buffett berulang-ulang mengatakan kepada pendengarnya agar mereka memilih pekerjaan atau bisnis yang dipahami.

Ia memberi nasihat agar pendengarnya mengetahui batas dari kempetensinya; harus dimengerti batas kemampuan, bakat dan talenta.

Tidak semua bidang kehidupan bisa dikuasai. Setiap orang memiliki bakat dan talenta masing-masing dan di dalam wilayah itulah pekerjaannya. Tidak semua bisnis harus dikuasai; harus diketahui bisnis apa yang pahami dan di sanalah segenap hati dan pikiran diberikan.

Menikmati pekerjaan yang dicintai- itulah yang memberikan kebahagiaan. Begitu kata Warren Buffett.

Pandangan Buffett ini merupakan rahasia kuno. Dua ribu tujuh ratus tahun lalu, orang paling bijak di sepanjang sejarah sudah mengatakannya. Siapa saja yang menikmati pekerjaannya ia akan bahagia. Di sana muncul kegirangan. Ia bisa menikmati makanan dan minuman dengan puas- itulah upah dari menikmati pekerjaan.

church-france

Mengenal Tuhan, Akar Kebahagiaan
yang Sejati

Namun, masih ada yang kurang pada pandangan Warren Buffett mengenai kebahagiaan. Sekalipun menikmati pekerjaan yang dicintai dapat memberi kebahagiaan, kebahagiaan yang tertinggi bukan di situ.

Masih ada yang tidak ia sebut, yaitu mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh. Saat seseorang menemukan Tuhan, ia masuk ke dalam kehidupan yang bahagia. Ia masuk ke dalam fase kehidupan yang baru. Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Siapa yang sudah menemukan Tuhan, ia akan bahagia. Ia mungkin tidak akan terus menerus bahagia selama hidup di dunia, tetapi pengharapan yang diberikan oleh Tuhan akan janji kehidupan yang kekal- inilah sumber kebahagiaannya. 

Pengenalan kepada Tuhan akan memberi peluang memahami apa yang dikehendaki Tuhan. Ini termasuk menemukan pekerjaan. Ketika seseorang sudah mengenal Tuhan semakin jelas bagaimana seharusnya hidup di dunia termasuk menentukan pilihan pekerjaan dan mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi diri seperti yang dikatakan oleh Warren Buffett.

Apakah Anda mau bahagia? Pilihlah pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi Anda, nikmati pekerjaan Anda dan berusahalah menemukan Tuhan. (JM)

--o--

Bila Anda merasa mendapat pencerahan lewat tulisan ini, silahkan membagikannya kepada kenalan Anda.



Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com