Berpikir Rasional dalam Bisnis



Berpikir Rasional dalam Bisnis

Salah satu hal yang sering saya temukan di bidang pendanaan adalah minimnya berpikir rasional. Logika tersisih. Akal sehat sering terpinggirkan. Padahal, bisnis memerlukan pikiran yang logis, rasional dan untung.

Namun, pelaku-pelaku bisnis yang saya temui termasuk mediator sering tidak berpikir rasional. Agar lebih spesifik, banyak pemohon pendanaan (pemilik usaha atau proyek) tidak bersedia mengeluarkan biaya-biaya dalam proses pendanaan.

Kemarin misalnya, seorang ibu sebagai pemegang saham dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pabrik yang memproduksi kemasan (packaging) meminta agar biaya-biaya dipotong setelah pencairan.

Seorang pemilik usaha di bidang pemberangkatan haji/umroh mau membeli pesawat dan membangun hangar yang membutuhkan dana Rp7 Triliun, tetapi ia tidak bersedia mengeluarkan biaya sepeserpun selama proses pendanaan. Berpikir Rasional dalam Bisnis

Saya berpikir sejenak dan menggelengkan kepala; betapa jauhnya dampak kerusakan hati dan pikiran manusia sampai rasio yang didisain untuk berpikir tumpul rasionalitasnya. Jabatan direktur utama perusahaan.

Apakah mereka tidak sekolah atau kuliah? Apakah mereka tidak belajar Geometri dari Descartes di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Matematika di SMA?

Apakah mereka tidak paham bahwa orang yang bekerja patut makan dan yang hanya duduk-duduk tidak mau kerja tidak patut diberi sebungkus nasi? Apakah mereka tidak paham bahwa waktu adalah hidup; waktu sangat berharga?

Bila pemilik usaha meminta orang lain mengerjakan pekerjaan tanpa kompensasi, bukankah ia sama saja dengan pencuri? Ia bukan mencuri uang, tetapi mencuri waktu orang lain. Bukahkah itu juga masuk kategori pencuri? Begitu terlintas di pikiran.

Tidak ada orang yang mau bekerja tanpa kompensasi. Setiap orang yang bekerja berhak makan; setiap orang yang bekerja berhak mendapat upah. Bila dimodifikasi, waktu seseorang yang digunakan pihak lain harus dikompensasi. Apalagi dalam bidang pendanaan, banyak waktu digunakan untuk mengeksekusi sebuah permohonan pendanaan.

Kalau ingin biaya-biaya ini dipotong di belakang, ada solusi. Pemilik usaha yang membutuhkan pendanaan dapat meminta bantuan dari orang tua, saudara-saudara, kakek, atau kenalan dekat.

Saudara atau kenalan mungkin tidak akan menerapkan biaya-biaya selama proses pendanaan. Kalau opsi ini tidak berhasil, ia datang ke bank. Bank tidak menerapkan biaya apapun dalam proses pendanaan sampai dana cair. Kalaupun ada, paling hanya biaya survey untuk membiayai perjalanan yang dapat dikatakan kecil. Berpikir Rasional dalam Bisnis

money-dollar

Illustrasi sederhana tentang berpikir rasional.

Saya kadang memberikan illustrasi yang konyol kepada pemohon yang membutuhkan pendanaan. Saya melukiskan mencari investor seperti seorang cowok yang mau mencari pacar atau calon isteri.

Anda yang pernah pacaran atau sudah menikah lebih mudah menangkap apa yang saya maksud dibandingkan dengan pemuda yang belum pernah pacaran atau belum mau kawin.

Sebut saja nama cowok itu bernama Eko dan cewek yang mau didekati bernama Lusi. Eko harus merogoh kantongnya agar dapat mendekati Lusi.

Apakah Lusi cantik, manis atau berpenampilan biasa-biasa, bila Eko tertarik sama Lusi, Eko harus mengeluarkan uang agar dapat mendekatinya. Ia harus memesan minuman atau makanan ringan kalau Eko mengajak Lusi berbincang-bincang di café, McD, KFC atau resto.Kalau mau lebih keren, Eko dapat mengajak Lusi ke resto yang relatif mahal seperti Hanamasa.

Mungkin Eko mengajak Lusi menonton di bioskop 21, pergi ke pantai atau tempat hiburan lain, yang memberi suasana yang lebih kondusif untuk membicarakan hal-hal yang serius. Uang pasti keluar untuk mendapat kesempatan bertemu dan berbicara dengan cewek itu.

Pertemuan ngga cukup sekali; bisa beberapa kali; bisa beberapa bulan sampai tiba waktunya untuk menyatakan tanda keseriusan kalau Eko mengambil keputuan untuk meningkatkan hubungan ke tingkat yang lebih serius.

Ketika Eko mengatakan cinta kepada Lusi, cintanya mungkin ditolak. Syukur
kalau cintanya diterima. Kalau tidak, biaya-biaya yang keluar selama ini hilang begitu saja dan itu tidak akan kembali.

Usaha-usaha yang dilakukan tidak selalu berhasil seperti teman saya di kampus yang mengajak belasan orang makan di Pizza Hut agar Lisa (bukan nama sebenarnya) mau jadi pacarnya.

Lebih banyak lagi biaya yang keluar kalau mau mencari calon istri. Intinya, tidak mungkin seorang cowok mendapat cewek sebagai pacar atau calon isteri tanpa mengeluarkan biaya.

woman-thinkig

Berpikir Rasional dalam Bisnis

Berpikir Rasional

Kalau Anda memahami hal ini, Anda dapat memahami pentingnya biaya-biaya dalam proses pendanaan bila Anda memilih ke lembaga non-bank. Anda harus mengeluarkan uang. Kalau Anda tidak bersedia, lebih baik Anda tidak datang kepada orang-orang yang menawarkan jasa mencarikan investor.

Konsep Uang yang Salah

Ada hal yang membuat pemohon pendanaan tidak bersedia mengeluarkan biaya sepeserpun. Konsep terhadap uang salah. Uang dianggap sebagai sandaran hidup. Uang dibuat seperti Tuhan.

Tuhan adalah sumber segala sesuatu. Tuhan yang menopang setiap aktifitas manusia. Ia yang memberi nafas kehidupan. Ia yang memberi rezeki. Ia yang menyediakan segala kebutuhan manusia.

Namun, prinsip ini dilupakan. Uang sudah dianggap seperti Tuhan. Uang menjadi sandaran hidup. Inilah salah satu penyebab mengapa seseorang tidak mau mengeluarkan biaya-biaya dalam proses pendanaan.

Apa Solusinya?

Tentu, masih ada jalan yang sering tidak bisa diduga. Mujizat bisa saja terjadi. Bisa saja orang yang membutuhkan pendanaan bertemu dengan orang yang tertarik dengan proyek tersebut. Ada yang langsung berminat ide bisnis Anda.

Anda hanya perlu bersabar dan terus mencari orang-orang demikian. Seperti yang saya sebut tadi, hidup ini tidak selalu linier. Dinamika hidup tidak selalu seperti yang kita harapkan. Bisa hal-hal yang tak terpikirkan terjadi.

Namun, kepada manusia diberikan pikiran yang tujuannya adalah untuk berpikir; sarana-sarana yang ada bisa dimanfaatkan.

Bila Anda menemukan penyedia jasa pendanaan atau bertemu dengan investor dan menawarkan biaya-biaya selama proses, Anda dapat mempertimbangkannya.

Kalau biaya itu masuk akal dan dapat Anda pikul, kenapa tidak Anda ambil? Anda sudah menghitung proyeksi cash flow yang sangat menarik bila ada modal untuk mengeksekusi ide bisnis Anda. Kenapa Anda tidak mencoba mengambilnya?

Lihat cash flow yang diperoleh di masa mendatang, bukan biaya, kalau ide bisnis atau rencana bisnis sudah diperhitungkan dengan matang dan seksama. (JM)



Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com






































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































KONTAK
0813-1141-8800