Faktor X Dalam Proses
Perubahan Pola Pikir



Saya menulis bahwa prasyarat agar terjadi perubahan pola pikir adalah adanya pendidikan bagus. Anda bisa baca pada halaman  'Bagaimana Pola Pikir Berubah?'

Melalui pendidikan- baik itu berupa training, seminar, bacaan, diskusi sehat atau pidato-pidato bermutu- informasi-infornasi yang baik diberikan kepada orang-orang yang diharapkan pola pikirnya berubah.

Memberikan pendidikan kepada pekerja- ini merupakan langkah awal. Apakah isi pendidikan diikuti dengan terjadinya perubahan positif pada diri pendengar- ini belum tentu.

Tidak ada jaminan kalau perubahan positif selalu terjadi sekalipun pendidikan baik diberikan.

Tahapan Perubahan Pola Pikir. Pertama, Tahu.

Ada beberapa tahap dalam proses perubahan ini. Pada tahap pertama pekerja mengetahui informasi bagus. Dengan kata lain, seseorang mendengar kebenaran sebagai salah satu pra-syarat menuju perubahan yang positif.

Tanpa informasi yang bagus ini tidak mungkin terjadi perubahan pola pikir yang reformatif. Bila seseorang dibiarkan tidak mendapatkan pendidikan baik, sudah dapat diprediksi bahwa pola pikirnya akan berubah ke arah negatif.

Pekerja-pekerja yang tidak mendapatkan pendidikan di organisasi atau perusahaan lambat laun akan mengalami penurunan kinerja.

Untuk tahap pertama ini, pendidik, instruktur atau para trainer punya tugas yang strategis. Melalui materi yang ia sampaikan, pengalamannya dan cara penyajiannya- trainer dapat merangsang orang untuk mengetahui kebenaran.

Ini sangat penting sebab bila orang lain tidak tahu apa kunci untuk perubahan- kecil kemungkinan seseorang masuk ke dalam tahap berikutnya.

Kedua, Paham.

Pada tahap kedua, memahami prinsip atau kebenaran tersebut.

Ada perbedaan antara tahu dan paham (mengerti). Orang bisa mendengar sesuatu, tapi tidak mengerti apa yang didengar. Pelatihan bisa saja dihadiri dan materi didengar dari para trainer, tapi materinya tidak dipahami oleh pendengar. Ini bisa terjadi.

Ada beberapa alasan mengapa orang tidak mengerti. Misalnya, pendengar tidak memberikan perhatian kepada trainer, suasana kelas tidak kondusif, trainer tidak menjelaskan materi secara sistematis, penjelasan tidak mudah dicerna atau materi tidak relevan dengan kebutuhan  pendengar.

Bagaimana orang mengerti- faktor X berperan di sini, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol oleh manusia. Seorang trainer atau instruktur tidak punya kuasa untuk membuat orang lain mengerti.

Perubahan pola pikir tidak berada dalam kuasa seorang trainer. Memang ada peran dari trainer dalam proses. Ia harus berusaha memberikan penjelasan sebaik mungkin dan semenarik mungkin dan memberikan jawaban kepada setiap pertanyaan dengan baik.

Tahap ketiga adalah melakukan. Pada tahap ini, pendengar mampu melakukan apa yang didengar; ia dapat menjabarkan prinsip yang ia dengar ke dalam kehidupannya sehari-hari.

Sama sekali tidak ada kontrol dari seorang trainer pada tahap ini. Ia tidak punya kuasa membuat prinsip itu menjadi bagian kehidupan dari seseorang. Di sini lagi-kagi faktor X berperan, yang saya sebut sebagai kuasa dari Tuhan.

Tuhanlah yang membuat prinsip-prinsip yang didengar dapat dilakukan oleh pendengarnya. Prinsip bukan lagi sekedar teori; prinsip itu bukan lagi sekedar pengetahuan kognitif, tetapi dapat dilakukan.

Orang yang sama-sama mendengar tidak akan selalu memberikan respons yang sama terhadap prinsip-prinsip yang diberikan oleh seorang trainer.

Tidak heran, dari sekian banyak orang menghadiri pelatihan, ada yang mendapat pelajaran baik dan menerapkannya. Ada yang tidak mengalami perubahan apa-apa. Namun, ada juga yang semakin memburuk keadaannya.

Jelas sekali bahwa manusia tidak punya kuasa dalam hal merubah prinsip menjadi sesuatu yang dapat dikerjakan. Apakah ini berupa pengetahuan umum, etika, motivasi atau apa saja- ini semata-semata pekerjaan Tuhan yang Maha Kuasa.

Jikalau demikian, apakah trainer akan putus asa atau seorang HRD Manager atau pimpinan perusahaan akan menyerah- tidak.

Justru karena faktor x inilah pelatihan atau edukasi terhadap pekerja harus terus dilakukan sekalipun hasilnya tidak langsung kelihatan. Kita tidak tahu kapan Tuhan bekerja dalam diri orang yang telah mendapatkan pendidikan.

Proses perubahan pola pikir semata-mata ada dalam tangan Tuhan. Seorang trainer hanya bisa berharap agar prinsip-prisip yang ia ajarkan bisa menjadi prinsip yang hidup di dalam diri seorang pendengar.

Link Terkait

Pola Pikir (Kerangka Berpikir) Sebagai Fondasi Seluruh Tindakan Kita


Bagaimana Pola Pikir Terbentuk?

Bagaimana Pola Pikir Berubah?

Faktor X dalam Proses Perubahan Pola Pikir

Tips Merubah Pola Pikir


Mata Kuliah Filsafat: 'Nutrisi' untuk Pikiran


Melatih Pikiran dengan Membaca

Kekuatan Berpikir Negatif (Kritis)

Tips Mengurangi Kebiasaan Mengkritik

Delapan (8) Tips Mencegah Stress Berlebihan


Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com






































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































Berlangganan
Putra-Putri-Indonesia.com (Free)

Enter Your E-mail Address
Enter Your First Name (optional)
Then

Don't worry — your e-mail address is totally secure.
I promise to use it only to send you Putra-Putri-Indonesia.com.

SEMINAR

Habits of the Mind

Thinking with Six Hats


KONTAK SEMINAR

0813-1141-8800