Apa Itu Pengetahuan tentang Diri?



Apa Itu Pengetahuan tentang Diri

Dua pengetahuan yang paling penting dalam hidup manusia adalah pengetahuan tentang Tuhan dan pengetahuan tentang diri. Agustinus mengatakan, "Hanya ada dua hal yang saya ingin tahu-Tuhanku dan jiwaku."

Ia seolah-olah menganggap bahwa pengetahuan di luar kedua hal ini tidak begitu penting. Teknologi dan berbagai ilmu pengetahuan mengenai materi bisa masuk kategori pengetahuan paling rendah. Begitu turunan makna perkataan Agustinus itu.

Pandangan Para Filosof tentang Pengenalan Diri

Para filosof berbeda pendapat tentang bagaimana memperoleh pengetahuan mengenai diri. Socrates hanya menekankan pengetahuan tentang diri. 'Know thyself (Ketahuilah dirimu),' kata Socrates.

Sekalipun ia mengakui adanya dewa, ia tidak menghubungkan pengenalan diri dengan keberadaan dewa.

Confucius, filosof dari Tiongkok, juga menekankan pengetahuan mengenai diri. Ia mengatakan bahwa mengetahui diri dimulai dari hal-hal yang ada di sekitar diri.

Mengetahui apa itu air, api, tanah, sapi, lembu, domba, ayam, ikan, padi, dan beragam mahluk lain yang dekat diri manusia- itulah pengetahuan awal bagi manusia menurut Confucius. Apa Itu Pengetahuan tentang Diri

Filosof lain mengajarkan cara lain lagi untuk mengetahui diri. Immanuel Kant misalnya, mengatakan dalam bentuk pertanyaan, "Siapakah saya? Apa yang seharusnya saya tahu? Apa yang seharusnya saya lakukan? Dan apa pengharapan saya?"; pertanyaan-pertanyaan yang tidak selalu bisa dijawab sekalipun ajal tiba.

Manusia dapat diombang-ambingkan oleh pandangan para filosof tentang cara mendapatkan pengetahuan tentang diri. Setiap filosof menawarkan teorinya- mulai dari Socrates, Plato, Aristoteles, Confucius, Immanuel Kant sampai dengan para filosof di masa kini.

Namun demikian, pengetahuan tentang diri yang sejati hanya dapat diperoleh lewat apa yang dititahkan Tuhan kepada manusia. Rahasia Pengetahuan tentang Diri

Kunci untuk Mengenal Diri

Pengetahuan tentang diri tidak didapat sampai kita mengetahui apa yang Tuhan berikan kepada manusia saat ia dicipta dan membandingkannya dengan kondisi natur manusia saat ini. Tuhan mencipta manusia sesuai dengan gambar-Nya.

Ia memberikan kebenaran, kekudusan dan pengetahuan kepada Adam. Selain itu, ia memberikan pengertian dan kehendak yang sempurna dan tidak saling berlawanan sebagai bekal untuk melaksanakan tugas selama ia hidup di dunia. 

Tidak ada benih dosa dalam dirinya; tidak ada benih kejahatan sedikitpun dalam diri manusia ketika ia dicipta. Tuhan menjanjikan hidup kekal kepada Adam bila ia setia kepada Tuhan.

Pengetahuan diri yang sejati juga tidak akan dicapai sampai manusia mengetahui apa karunia-karunia yang ada dalam dirinya dan sampai di mana batas kemampuannya.

Untuk apa manusia hidup kalau ia eksis tanpa karunia? Untuk apa ia hidup kalau ia tidak menggunakan karunia yang ada dalam dirinya untuk sesama?

Betapa sia-sianya arti hidup manusia kalau karunia yang ada dalam dirinya terbenam begitu saja tanpa pernah digunakan untuk kebaikan bagi sesama.

woman-car

Masalah Diri: Kebanggaan dan Percaya Diri

Masalah tentang diri adalah bahwa manusia cenderung bangga dengan dirinya. Muncul rasa percaya diri (self-confidence). Ia merasa bahwa apa yang ia raih adalah karena usahanya semata-mata. Dengan akal dan pengalaman hidupnya, ia merasa mampu mengetahui tujuan hidupnya dan tahu bagaimana mencapainya sampai sukses. Ia merasa ia dapat menentukan jalan hidupnya sendiri. Apa Itu Pengetahuan tentang Diri

Membanggakan diri menjadi kecenderungan bagi siapapun. 'Penyakit' ini ada dalam diri setiap orang.

Apakah ia orang yang tinggal di desa atau di kota, berpendidikan tinggi atau berpendidikan rendah, terkenal atau tidak terkenal, orang kaya atau orang miskin, kecenderungan ini selalu melekat sekalipun intensitasnya tidak selalu sama dari orang yang satu ke orang yang lain.

Bahkan 'orang suci' sekalipun tidak kebal terhadap 'penyakit' ini.

church-france

Rahasia Pengetahuan tentang Diri

Kalau kita meneliti lebih jauh, kita tidak memiliki apa-apa. Apa yang ada pada diri kita dan apa yang kita miliki bukan karena kekuatan kita semata-mata. Eksistensi kita bergantung pada hal-hal di luar diri kita dan terutama Allah.

Tanpa udara, kita tidak dapat hidup; tanpa air kita juga tidak dapat hidup; tanpa makanan dan minuman, kita tidak bisa beraktifitas.

Dan yang paling penting, tanpa Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa. Di dalam Dia-lah kita bergerak. Hidup mati kita ada ditangan-Nya. Eksistensi kita bergantung pada-Nya.

Kita ada karena Tuhan. Sekalipun keturunan Adam eksis lewat persetubuan antara ayah dan ibu, keberadaannya tetap bergantung pada-Nya.

Tuhan memegang kendali atas eksistensi diri setiap orang. Kapan ia lahir, lewat siapa ia eksis, kapan ia mati, dan di mana ia mati- ini semua ada di tangan-Nya.

Ia sudah menentukan perjalanan hidup setiap orang dan tidak ada peristiwa sekecil apapun yang lepas dari pengamatannya.

Yang Menghalangi Pengenalan Diri

Mengenal diri yang sejati tidak mungkin lagi karena manusia sudah berdosa. Ada yang hilang dari diri manusia. Kebenaran, kesucian dan pengetahuan sejati tidak ada lagi dalam diri manusia. Natur diri manusia sudah mengalami perubahan.

Sekalipun dari luar manusia kelihatan ganteng, cantik, elok, menarik atau memukau, ia tetap manusia yang sudah rusak. Manusia tidak lagi mampu mengetahui apa yang diberikan Tuhan kepada dirinya saat ia dicipta. Ia tidak dapat lagi mengenal karunia-karunia yang ada dalam dirinya dan untuk apa karunia-karunia itu ada.

Seperti kata pemazmur, "Tidak ada yang benar, tidak ada yang berakal budi, tidak ada yang mencari Allah, tidak ada yang berbuat baik." Hanya kejahatan yang ada dalam hati manusia.

Ketidakmampuan memperoleh pengetahuan tentang diri disebabkan oleh dosa. Dosa membutakan pikiran manusia. Dosa membuat manusia melupakan keberadaan Tuhan.

Dosa menghalangi manusia untuk dapat mengenal-Nya dan mencari Dia. Dosa telah merintangi setiap orang untuk mengetahui siapa dirinya dan untuk apa ia hidup. (JM)


Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com