Pentingnya Berpikir Logis
Tadi siang, saya menerima calon klien dari Sumatera Barat. Mereka mencari investor untuk usaha mereka.
Rencana mereka adalah membangun pabrik kelapa sawit dan membeli puluhan hektar lahan, yang rencana anggaran biaya (RAB)-nya Rp500 Miliar; Rp350 Miliar untuk membangun pabrik kepala sawit, Rp150 Miliar untuk membeli lahan kelapa sawit. Lokasi pabrik yang mau dibangun di Bengkulu, kira-kira 6 jam dari Padang kalau naik mobil.
Saya menanyakan beberapa pertanyaan terkait hak guna usaha, perizinan, rencana anggaran biaya, dan proyeksi revenue.
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu disajikan di proposal yang tebalnya hampir 2 1/2 centimeter dengan beberapa catatan seperti sebagian perizinan sudah ada, tetapi masih ada izin lain yang harus diurus.
Sayang, pengusaha itu tidak punya modal. Dana 1% pun tidak ada untuk proyeknya yang bernilai Rp500 Miliar. Modal mereka hanya ide dan proposal.
Beberapa hari lalu juga ada pebisnis dari Sulawesi. Dia mau menjalankan usaha trading biji besi. Wilayah tambangnya di Aceh dan pembelinya sudah ada.
Proposalnya yang tebalnya 2 1/2 cm juga bagus, rapi dan masih baru kelihatan. Kepada pemilik usaha trading biji besi itu, saya jelaskan skema pendanaan. Namun, pemilik proyek tidak punya sejumlah biaya untuk mendapatkan dana.
Salut melihat keberanian para pebisnis yang memiliki proyek ratusan miliar sekalipun hanya di alam mimpi.
Namun demikian, rasio harus berfungsi. Otak yang diberikan Tuhan tetap harus digunakan paling tidak menanyakan apakah ide brilian ini logis?
Memang selalu ada sosok-sosok yang tidak rasional, khususnya orang-orang yang membutuhkan dana untuk proyek yang bernilai puluhan, ratusan miliar bahkan triliunan rupiah.
Banyak yang suka menceritakan proyek yang ratusan miliar atau triliunan rupiah sekalipun infonya didapat dari kenalan dekat.
Ada kesan mengasyikkan bila membicarakan proyek ratusan miliar atau triliunan rupiah. Padahal, ada nasihat agar setiap orang tidak memikirkan jauh melebihi apa yang pantas baginya.
Si A mungkin pantas memikirkan proyek bernilai puluhan juta rupiah; si B mungkin layak memikirkan proyek yang ratusan miliar; dan yang lain lagi pantas memikirkan usaha yang bernilai trilunan rupiah.
Masing-masing berpikir sesuai dengan kapasitasnya. Bukan mau membatasi diri, tetapi tahu diri; tahu di mana posisi diri ketika merencanakan sebuah bisnis.
Sudah jelas bahwa untuk usaha apa saja membutuhkan modal. Untuk proyek yang bernilai ratusan miliar, minimal ada dana 10 sampai dengan 15%. Bila dana tidak dimiliki bisa disebut tidak irrasional.
Nabi saja membutuhkan bahan baku untuk membuat mujizat. Ada yang pakai tongkat untuk membelah laut; ada dua ekor ikan dan lima potong roti untuk memberi ribuan orang makan sampai kenyang.
Masih ada yang disuruh mandi di sungai Jordan agar sembuh dari penyakit kustanya. Ada yang disuruh mengisi kendi dengan air untuk mendapatkan anggur yang baik. Sering dibutuhkan materi sebelum mujizat terjadi.
Hanya Tuhan yang mencipta langit dan bumi dari yang tidak ada menjadi ada. Manusia juga dicipta dari yang tidak ada menjadi ada. Untuk mencipta manusia, Tuhan pun masih memakai tanah.
Bila Anda mau mendapatkan dana ratusan miliar rupiah untuk proyek Anda, tanyalah apakah Anda pantas melakukan proyek itu? Bila Anda merasa pantas, coba Anda tanya lagi apakah Anda memiliki sejumlah uang.
Anda tidak harus memiliki semua dana yang dibutuhkan sebab bila demikian Anda tidak membutuhkan investor. Investor dan Anda harus berbagi resiko. Investor tidak mau menanggung semua resiko di pundaknya.
Oleh karena itu, Anda harus memikul sebagian resiko itu. Semakin besar keterlibatan Anda berbagi resiko, semakin besar peluang investor mau berinvestasi. Itu namanya berpikir logis.
Kalau Anda hanya mengharapkan investor menanggung semua resiko dan modal Anda hanya ide, proposal setebal 2 1/2 cm, dan beberapa perizinan yang nilainya tidak seberapa, sia-sia usaha Anda mencari pendan yang Anda harapkan. Investor masih punya nalar.
LINK TERKAIT
Opsi Pendanaan untuk Proyek Anda
Usaha Sudah Jalan, dan Perlu Pengembangan? Ini Solusinya.
Butuh Bantuan untuk Membuat Proposal Permohonan Pendanaan?
Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com