Berbisnis Tanpa Modal, Perlu Dikaji Ulang



Berbisnis tanpa Modal

Banyak orang yang meminta bantuan pendanaan yang bernilai puluhan bahkan ratusan miliar tanpa persiapan. Dengan berbekal ide dan proposal yang tampilannya bagus, diharapkan ada investor yang mau mengucurkan dana.

Ada yang minta dana 1,4 Triliun Rupiah, tetapi tidak bersedia  membayar biaya 'due diligence.' Ada yang mempunyai usaha yang cukup bagus, tetapi tidak memiliki keberanian untuk 'berspekulasi.'

Apakah ada investor yang mau mengucurkan dana kepada Pemohon dana sementara pemohon tidak memiliki persiapan?

Opini Miring dalam Proses Pendanaan

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses pendanaan selalu ada opini miring. Istilah pendana abal-abal, mediator yang hanya mau ambil uang recehan dan entah istilah apa lagi yang disebutkan untuk men-justifikasi ketidaksiapan untuk mengikuti proses pendanaan.

Ada fakta bahwa uang hilang begitu saja oleh karena ulah orang-orang yang tak bertanggung-jawab; tak ada hasil dari proses pendanaan yang dilalui sekalipun biaya operasional sudah dikucurkan. Ada saja penipu dan akan selalu ada selama langit masih ada di atas.

Berbisnis Tanpa Modal

Untuk segala sesuatu diperlukan uang. Untuk bertemu dengan penghubung saja sudah pasti uang keluar. Bila pemohon dana datang dari BSD Serpong menemui penghubung di Jakarta Timur misalnya, pemohon akan menghabiskan uang kira-kira Rp250.000.

Ia masih harus beli minuman bila pertemuan diadakan di resto. Hati nurani akan terusik kalau duduk di resto tanpa memesan segelas minuman. Itu baru 'preliminary meeting' dan belum tentu ada 'follow up.'

Bila ada follow up, sudah pasti dana akan keluar lagi. Untuk mengetahui apakah proyek layak didanai atau tidak, kantor pemohon harus disurvey. Lokasi proyeknya juga harus dilihat.

Sedikit orang yang langsung percaya kepada informasi pemohon dana sekalipun tampilan proposal bagus. Proposal yang tampilannya baik bisa dibuat dengan biaya kecil di Jl. Pramuka sana.

Kalau sudah bicara bisnis, paling tidak penghubung melihat kantor Pemohon- apakah ada atau tidak. Penghubung mendengar presentasi pemohon dana, mengetahui lokasi tanah di mana proyek akan dibangun, memeriksa status tanah apakah SHM atau SHGB, meneliti perizinan, dan mempelajari semua hal yang terkait dengan proyek yang membutuhkan pendanan.

Ia juga harus mempelajari proyeksi 'cash flow' dan bukti-bukti lain bahwa pemohon mempunyai kompetensi untuk menjalankan proyeknya. Investor atau penghubung yang serius akan mempelajari semua ini.

Waktu Sangat Berharga Berbisnis Tanpa Modal

Namun, sebelum hal di atas terjadi, apakah penghubung mau melakukannya tanpa ada kompensasi? Sudah pasti waktu akan terkuras. Benjamin Franklin mengatakan bahwa waktu adalah uang sekalipun falsafah ini setengah benar.

Waktu diperlukan untuk mempelajari apakah dokumen permohonan pendanaan layak atau tidak. Investor mungkin tidak akan meminta imbalan, tetapi penguhubung akan meminta imbalan apalagi kalau penghubung tersebut mempunyai investor valid.

Ia tidak mau kehilangan investor dengan memberikan proposal begitu saja tanpa ia periksa. Ia akan bepikir 'lebih baik kehilangan 1000 klien yang tidak menghargai waktu dan tidak mau mengeluarkan biaya apapun daripada kehilangan satu investor yang riil.'

Sudah pasti uang keluar untuk mengkompensasikan waktu yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu.

Pembantu di rumah saja mendapat kompensasi untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan ringan seperti menyapu rumah, memasak, mencuci dan mensterika pakaian.

Apalagi pekerjaan yang memerlukan ketelitian apakah permohonan pendanaan benar atau tidak- ini sudah pasti memerlukan kompensasi.

Berbisnis tanpa Modal

Jarang ditemukan orang yang mau menghabiskan waktunya begitu saja tanpa ada kompensasi. Hanya orang yang mau memberitakan 'kabar baik' saja yang mungkin mau melakukan pekerjaan tanpa kompensasi dalam bentuk uang sebab ia tahu ia akan mendapatkan 'upah' di dunia akhirat.

Memeriksa dokumen permohonan pendanaan tidak satu kategori dengan pekerjaan memberitakan 'kabar baik.' Pekerjaan-pekerjaan terkait pendanaan bisa membuat orang lain mendapat keuntungan, tetapi juga mengakibatkan kerugian.

Informasi itu berharga. Siapapun harus rela merogoh uang untuk mendapatkan informasi berharga. Sedikit orang yang mau memberikan informasi berharga cuma-cuma kepada orang lain tanpa ada kompensasi.

Orang yang memberi informasi tentang hidup di dunia akhirat mungkin mau bicara berjam-jam tanpa ada kompensasi. Itupun ia tidak bisa bertahan lama kalau ia tidak mendapat kompensasi.

Untuk bisa berbicara diperlukan tenaga dan ini didapat dari makanan dan minuman. Makanan dan minuman tidak didapat dengan gratis. Jadi, sangat sedikit orang yang mau menjadi pekerja gratisan terutama mengerjakan pekerjaan yang bisa membuat orang lain untung atau rugi.

Berbisnis tanpa Modal

"Success is not final, failure is not fatal, but the courage to continue is that counts."

Ada uang ada barang. Demikian falsafah dari Sumatera Barat. Tidak ada uang tidak ada barang atau jasa yang didapat.

Kalau seseorang mau membangun pabrik bernilai Rp100 Miliar misalnya, ia perlu memiliki modal 5 sampai 20%. Ada biaya untuk mendapatkan dana Rp100 M.

Banyak waktu yang harus diinvestasikan dan waktu sangat berharga dan sering uang adalah kompensasinya. Dan bila dana berhasil dikucurkan, belum tentu sukses juga, bukan? Siapa yang bisa menjamin proyek akan berhasil sekalipun ada dana. Banyak proyek mangkrak di masa lalu di negeri ini.

Namun demikian, kata-kata Marthin Luther King perlu diingat, "Success is not final, failure is not fatal, but the courage to continue is that counts."

Berbisnis tanpa Modal

Apakah Anda Membutuhkan Modal untuk Proyek Anda?
Kontak: 0813-1141-8800

Bila Anda membutuhkan pendanaan dari investor yang rill, silahkan menghubungi kami.




Link Terkait:

Inilah Opsi-Opsi Pendanaan untuk Proyek atau Pekerjaan Anda

Bila Usaha Sudah Produksi dan Ingin Berkembang, Ini Adalah Opsi yang dapat Anda Pertimbangkan.

Informasi Apa yang Harus Ada dalam Proposal Bisnis yang Membutuhkan Pendanaan?


Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com