Memilih pekerjaan sesuai bakat merupakan tindakan yang langka saat ini. Dunia kerja sudah didominasi falsafah Pragmatisme.
Uang dan alasan pragmatis lainnya sering menjadi kriteria memilih pekerjaan. Pekerjaan dengan tawaran gaji dan fasilitas yang lebih baik menjadi pilihan utama.
Lebih menarik pekerjaan dengan gaji yang menggiurkan dari pada memilih pekerjaan-yang-sesuai-bakat. Akibatnya, bakat dan potensi yang tersimpan dalam diri terpendam begitu saja dalam diri; bakat dan talenta sia-sia dan tidak ada artinya.
Berapa besar potensi yang tersimpan dalam diri kita masing-masing- kita tidak tahu. Masih teka-teki apa karunia-karunia yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa kepada setiap orang.
Ada yang mengatakan hanya 2%
potensi diri yang dikembangkan; selebihnya terpendam begitu saja dalam
diri tanpa pernah diaktualisasikan.
Kesadaran akan potensi ini tidak selalu muncul ketika seseorang berumur belasan tahun atau lebih muda.
Ada yang mengetahui bakat dan potensinya lebih awal seperti Bill Gates atau Mozart. Ada yang sadar akan bakat dan potensinya ketika berumur 40-an.
Sebagian dari mereka menangkap kesempatan dan memutar haluan
hidupnya. Mereka memilih pekerjaan sesuai bakat dengan segala resiko.
Sebagian lagi mengikuti arus; kuatir akan resiko-resiko yang belum tentu
terjadi.
Dunia kerja dan faktor lingkungan ikut andil meredam pemikiran memilih pekerjaan-yang-sesuai-bakat.
Selama pekerja bisa melakukan tugas yang dituntut oleh perusahaan- itu tidak masalah besar bagi perusahaan.
Hasil pekerjaan dikompensasikan dalam bentuk uang sesuai dengan kesepakatan. Pekerja senang, tetapi bakat dan potensi diabaikan.
Perhatian terhadap uang, kemapanan, kesenangan diri dan derasnya falsafah Pragmatisme sering jadi faktor penghambat dalam memilih pekerjaan-sesuai-bakat.
Pemahaman akan pekerjaan dan pengembangan diri pun sering berjalan lambat; kemampuan diri tidak bisa dioptimalkan; terjepit oleh penghasilan yang menggiurkan. Aspirasi pribadi dikorbankan dan potensi terpendam.
Buku-buku kuno sudah memberikan isyarat bahwa orang yang bekerja pada bidang pekerjaan sesuai bakat akan menikmati kepuasan bekerja.
Ia mempunyai ruang untuk menggali potensi dan mengoptimalkan kemampuannya. Ia dapat menikmati makanan yang diperoleh dari hasil pekerjaannya.
Sosok-sosok demikian mampu mengucapkan syukur kepada Tuhan; ia
memahami apa yang dikehendaki oleh Tuhan yang Maha Kuasa, yaitu bekerja pada pekerjaan yang telah disediakan bagi dirinya.
Renungan:
Link Terkait:
Sepuluh Kecakapan Dasar yang Anda Perlukan
Hal-Hal yang Perlu Diperhatian Ketika Memilih Pekerjaan
Memilih Pekerjaan Sesuai Bakat
Bagaimana Memilih Karir dan Mengenal Panggilan Hidup Anda?
Bagaimana Gaji Pokok Anda Ditentukan Perusahaan?
Kapan Sebaiknya Mengambil Pensiun Dini?
Pekerjaan Apa yang Menarik bagi yang Telah Mencapai Usia Pensiun?
Jangan Pernah Berhenti Belajar
Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com
Berlangganan
Putra-Putri-Indonesia.com (Free)
Akibat Salah Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi
Falsafah tentang Waktu Mempengaruhi Tindakan Kita