Kualitas Sumber Daya Manusia
di Dunia Akhirat



Kualitas Sumber Daya Manusia

Dunia akhirat atau surga sudah pasti datang menurut para pengikut agama Yahudi, Kristen dan Islam. Di sana tidak akan ada lagi penderitaan dan kesusahan.Tidak ada lagi orang yang lapar, tidak ada lagi orang yang haus, dan tidak ada lagi terik matahari.

Di sana orang tidak akan kawin, tidak ada juga rasa menyesal dan tidak akan ada lagi orang yang menyakiti perasaan. Tidak ada lagi yang kasih komen negatif dan tidak ada juga rasa ingin tahu apakah saudara atau kenalan baik masuk surga atau tidak. Di sana, manusia benar-benar bahagia dan damai.

Bisa muncul pertanyaan tentang kualitas manusia di dunia akhirat. Bagaimana keadaan manusia di sana? Apakah di sana akan terulang seperti yang manusia alami di dunia?

Masih adakah kehendak bebas seperti yang dimiliki Adam saat ia dicipta? Apakah manusia akan berdosa lagi di sana? Apakah akan ada lagi kematian? Kualitas Sumber Daya Manusia

Di Dunia Akhirat, Manusia Tidak Mengalami Proses Penuaan

Manusia di dunia akhirat tidak mengalami kematian. Tubuh tidak akan mengalami proses penuaan.

Kuasa dosa tidak ada lagi, yang membuat tubuh melemah, menua, dan akhirnya mati. Kuasa ini sudah diakhiri oleh Tuhan. Setan dilempar ke lautan api yang tidak diketahui seperti apa apinya.

Manusia di surga juga tidak akan mengucapkan kata-kata yang salah apalagi mengucapkan ujaran kebencian. Juga tidak ada lagi ucapan-ucapan yang menyindir dengan halus maupun kasar.

Tidak ada juga orang berbisik-bisik untuk mengkritik orang lain atau membicarakan tingkah laku seseorang karena gaya hidupnya yang dianggap 'aneh'.

Di dunia akhirat tidak ada lagi peluang untuk berbuat dosa. Sebelum memakan buah pohon yang ada di tengan Taman Eden, Adam memiliki status tidak berdosa.

Saat ia dicipta, tidak ada dosa bawaan dalam dirinya. Tidak ada gen yang terkontaminasi dengan dosa. Tidak ada benih dosa dalam tubuh dan jiwanya.

Saat dicipta, jiwa dan tubuh Adam suci. Namun demikian, Adam punya peluang untuk berbuat dosa. Ia memiliki kehendak bebas. Ia diberi pilihan untuk taat atau tidak kepada Tuhan. Ia memiliki peluang untuk berbuat kesalahan dan kesalahan itu tergantung pada kemauan dia.

Di dunia ini, orang yang dianggap suci menurut Santo Agustinus memiliki kekuatan untuk tidak berbuat dosa, tetapi ia punya peluang untuk berbuat salah dan pilihan ini tetap atas kemauannya sendiri.

Orang suci bisa sadar melakukan kesalahan dan masih mungkin juga tidak sadar melakukan kesalahan karena kurang pengetahuan.

Kualitas Sumber Daya Manusia di Dunia Akhirat Lebih Baik dari Kualitas Manusia Adam dan Orang Suci di Dunia ini.

Berbeda dengan manusia alami yang saban hari berdosa dihadapan Tuhan sekalipun kelihatan baik di mata manusia. Manusia alami selalu berdosa sekalipun ia rajin mengikuti ritual agama.

Tidak ada yang baik dari diri manusia alami. Begitu menurut John Calvin, yang dianggap penerus pemikiran Santo Agustinus.

Manusia di dunia akhirat memiliki kualitas jiwa dan tubuh yang lebih tinggi dari kualitas Adam saat dicipta. Bila di Taman Eden Adam punya peluang untuk berbuat kesalahan atas kemauan sendiri, di dunia akhirat manusia tidak memiliki pilihan itu lagi.

Statusnya berubah menjadi manusia yang suci untuk selamanya. Pintu tertutup bagi manusia untuk berbuat dosa di dunia akhirat. Di sana, manusia tidak lagi berbuat kesalahan sekecil apapun.

Di dunia akhirat, manusia akan memiliki tubuh yang mulia. Manusia di sana mempunyai wajah yang bersinar seperti matahari, yang merupakan salah satu ciri orang yang selalu 'berjumpa' dengan Tuhan dalam kehidupannya.

Siapa saja yang melakukan kebenaran akan memiliki wajah yang bercahaya. Ada kharisma pada dirinya. Berbeda dengan orang yang suka marah, mencuri, menipu atau berbohong- wajahnya tidak menampilkan sinar kemuliaan.

Kebenaran yang ada dalam diri orang suci akan mempengaruhi tubuhnya. Jiwa dan tubuhnya menyatu sehingga dampak kebenaran yang ada dalam hati juga akan terlihat sampai pada wajah.

Bukan hanya sampai di wajah, kebenaran yang ia hidupi akan terlihat sampai kepada bagaimana ia hidup, bagaimana ia menggunakan waktu, bagaimana ia berkata-kata, bertindak bahkan saat membuat humor sekalipun.

Manusia di Dunia Akhirat dapat Bergerak Cepat Seperti Malaikat

Manusia di dunia akhirat menjadi manusia spiritual. Ia memiliki tubuh yang rohani dan hidup seperti malaikat. Malaikat tidak mempunyai tubuh, tetapi manusia di dunia akhirat adalah mahluk rohani yang mempunyai tubuh, tetapi bukan tubuh yang dapat mati lagi.

Manusia di dunia akhirat memiliki kekuatan dan kuasa yang berbeda dari manusia alami. Manusia di surga melebihi kekuatan Simson yang dapat merobohkan tiang-tiang gedung pertemuan orang Filistin.

Bila di dunia ini orang mampu mengangkat 50 kg sekali angkat, mungkin di dunia akhirat manusia dapat mengangkat 50 ton sekali angkat.

Pengaruh gaya tarik bumi mungkin tidak ada lagi karena keberadaan bumi yang baru. Manusia bisa naik dan turun. Ia bisa bergerak dengan cepat karena punya kekuatan seperti yang dimiliki malaikat.

Manusia di sana dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam hitungan detik kalau meminjam bahasa manusia.

Di sana tidak ada lagi waktu seperti yang dikenal di dunia ini- tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit dan detik. Matahari dan bulan yang dianggap sebagai referensi waktu tidak akan ada lagi di dunia akhirat.

Oleh karena manusia di surga adalah manusia rohani, manusia tidak lagi makan dan minum. Tidak seperti manusia sekarang yang membutuhkan makanan, di dunia akhirat makanan dan minuman tidak diperlukan.

Oleh sebab itu, sebagian organ tubuh manusia tidak lagi berfungsi. Organ tubuh terkait pencernaan ini hanya menjadi hiasan saja nantinya.

Bagaimana rincian kualitas manusia di dunia akhirat tidak diungkap seluruhnya kepada manusia saat ini. Apa yang dapat diketahui masih samar-samar.

Namun, semua akan dibuka sejauh yang sudah ditentukan untuk diketahui manusia. Manusia juga akan melihat Tuhan secara langsung.

Setiap orang akan melihat wajah Tuhan sekalipun esensi keberadaan Tuhan tidak dapat dilihat seluruhnya dan bahagia selama-lamanya. (JM)

Link Terkait


Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com